Sumber : jadiberita.com
Kegiatan
ini terus berlanjut hingga kami mencapai kelas VI Sekolah Dasar karena
pada setiap menjelang Semester II kami dipindah sekolahkan oleh orang
tua ke "kota". Kami juga sering dibelikan majalah anak-anak dan komik
bertemakan keagamaan seperti sejarah nabi dan rasul.
Di "kota" ketika saya di kelas I SMP, guru Bahasa Indonesia kami sering
meminta kami untuk meminjam buku di perpustakaan sekolah dan
menceritakannya kembali minggu depannya. Hal ini semakin membuat saya
jatuh cinta kepada kegiatan membaca, hingga kini.
Kembali pada judul artikel
di atas. Sekitar satu setengah tahun lalu saya menonton film Di Bawah
Lindungan Ka'bah yang diperankan oleh Herjunot Ali dan Laudya Cynthia
Bella. Kesan saya : Luar Biasa!
Sejak itu saya teringat pada novel-novel yang diterbitkan oleh Balai Pustaka yang dulu pernah saya baca bahkan beberapa
diantaranya sudah saya baca beberapa kali. Saya jadi berandai-andai
bagaimana kalau novel-novel tersebut difilmkan? Kalau dibuat dengan
penggarapan, sutradara, pemain, setting dan penulis skenario yang baik
pasti hasilnya tak kalah dengan Di Bawah Lindungan Ka'bah bahkan
kemungkinan besar akan menjadi lebih baik.
Lalu
sepertinya harapan saya segera terwujud. Karena pada sekitar Agustus
2013 saya membaca di salah satu situs berita bahwa novel Buya Hamka
lainnya yaitu Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck akan ditayangkan. Saya
bersemangat sekali. Tetapi ketika saya mengetahui bahwa penayangan film
itu hanya pada bioskop-bioskop tertentu saya jadi sedih karena bioskop
tersebut tidak ada di daerah saya. Apalagi sewaktu saya membaca komentar
orang-orang yang sudah menontonnya saya jadi tambah sedih. Saya
kemudian browsng untuk mencari film tersebut namun 1 (satu) tahun lebih browsing hasilnya GAGAL.
Kemudian
kira-kira sebulan lalu saya dapat melihat filmnya yang ditayangkan di
salah satu stasiun televisi. Saya kecewa. Kenapa? Karena sepertinya
banyak adegan yang dipotong. Tidak seperti novelnya. Hingga akhirnya
saya mendapatkan link menonton filmya secara full dari seorang teman. Ketika selesai menonton filmya, terus terang,
perasaan saya campur aduk. Bangga, haru, bahagia, marah, kecewa dan
sedih.
Lalu kenapa artikel ini berjudul "1000" Wajah Pevita Pearce sebagai Hayati? Karena saya jatuh
cinta pada sosok Hayati. Dan menurut saya Pevita Pearce sungguh luar
biasa memerankan sosok hayati tersebut. Mimik wajahnya dapat
berubah-ubah sesuai suasana hatinya. Anda tak akan pernah membayangkan
bahwa foto-foto d bawah ini adalah foto Pevita Pearce sebagai Hayati
karena begitu berbeda satu dengan lainnya. Amatlah pantas kalau dia
mendapat penghargaan Pemeran Utama Wanita Terpuji di Festival Film
Bandung 2014.
Ada 1
(satu) foto yang berukuran lebih besar dari lainnya. Karena saya suka
sekali foto itu terkait dengan adegan dalam filmnya.
Sungguh luar biasa Pevita Pearce sebagai Hayati!
Sungguh luar biasa Pevita Pearce sebagai Hayati!
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus