Senin, 09 Maret 2015

"1000" Wajah Pevita Pearce sebagai Hayati di Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck




Sumber : jadiberita.com

Sebagai seorang pencinta novel, saya kerap membaca novel, baik novel asli Indonesia mapun novel terjemahan. Kegiatan membaca ini dimulai sejak kecil. Alhamdulillah orang tua saya dulu berlangganan majalah dan surat kabar lokal dan nasional sehingga saya dan saudara-saudara saya terkadang berebutan untuk membaca surat kabar tersebut. Apalagi sewaktu hari Ahad. Pada hari itu ada lembaran khusus anak-anak. Bukan main bersemangatnya kami menunggu Ayah mulai membaca surat kabar tersebut karena lembaran khusus anak-anak itu pasti diberikannya kepada kami.

Kegiatan ini terus berlanjut hingga kami mencapai kelas VI Sekolah Dasar karena pada setiap menjelang Semester II kami dipindah sekolahkan oleh orang tua ke "kota". Kami juga sering dibelikan majalah anak-anak dan komik bertemakan keagamaan seperti sejarah nabi dan rasul.

Di "kota" ketika saya di kelas I SMP, guru Bahasa Indonesia kami sering meminta kami untuk meminjam buku di perpustakaan sekolah dan menceritakannya kembali minggu depannya. Hal ini semakin membuat saya jatuh cinta kepada kegiatan membaca, hingga kini.

Kembali pada judul artikel di atas.  Sekitar satu setengah tahun lalu saya menonton film Di Bawah Lindungan Ka'bah yang diperankan oleh Herjunot Ali dan Laudya Cynthia Bella. Kesan saya : Luar Biasa!

Sejak itu saya teringat pada novel-novel yang diterbitkan oleh Balai Pustaka yang dulu pernah saya baca bahkan beberapa diantaranya sudah saya baca beberapa kali.  Saya jadi berandai-andai bagaimana kalau novel-novel tersebut difilmkan? Kalau dibuat dengan penggarapan, sutradara, pemain, setting dan penulis skenario yang baik pasti hasilnya tak kalah dengan Di Bawah Lindungan Ka'bah bahkan kemungkinan besar akan menjadi lebih baik.

Lalu sepertinya harapan saya segera terwujud. Karena pada sekitar Agustus 2013 saya membaca di salah satu situs berita bahwa novel Buya Hamka lainnya yaitu Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck akan ditayangkan. Saya bersemangat sekali. Tetapi ketika saya mengetahui bahwa penayangan film itu hanya pada bioskop-bioskop tertentu saya jadi sedih karena bioskop tersebut tidak ada di daerah saya. Apalagi sewaktu saya membaca komentar orang-orang yang sudah menontonnya saya jadi tambah sedih. Saya kemudian browsng untuk mencari film tersebut namun 1 (satu) tahun lebih browsing hasilnya GAGAL.

Kemudian kira-kira sebulan lalu saya dapat melihat filmnya yang ditayangkan di salah satu stasiun televisi. Saya kecewa. Kenapa? Karena sepertinya banyak adegan yang dipotong. Tidak seperti novelnya. Hingga akhirnya saya mendapatkan link menonton filmya secara full dari seorang teman.  Ketika selesai menonton filmya, terus terang, perasaan saya campur aduk. Bangga, haru, bahagia, marah, kecewa dan sedih.

Lalu kenapa artikel ini berjudul "1000" Wajah Pevita Pearce sebagai Hayati? Karena saya jatuh cinta pada sosok Hayati. Dan menurut saya Pevita Pearce sungguh luar biasa memerankan sosok hayati tersebut. Mimik wajahnya dapat berubah-ubah sesuai suasana hatinya. Anda tak akan pernah membayangkan bahwa foto-foto d bawah ini adalah foto Pevita Pearce sebagai Hayati karena begitu berbeda satu dengan lainnya. Amatlah pantas kalau dia mendapat penghargaan Pemeran Utama Wanita Terpuji di Festival Film Bandung 2014.  

Dari seluruh adegan yang dimainkannya saya jatuh cinta pada 2 (dua) adegan yaitu adegan ketika Hayati melihat lukisan dirinya di kamar kerja Zainuddin dan menjawab perkataan Muluk : "Tidak Bang Muluk, dia masih ada. Ini dia. Dia Masih ada Bang Muluk" dan adegan perpisahan Zainuddin dan Hayati ketika Zainuddin "diusir" dari kampungnya.

Dan sekarang inilah dia "1000" Wajah Pevita Pearce sebagai Hayati.....

 
 
 
 
 
 
 

Ada 1 (satu) foto yang berukuran lebih besar dari lainnya. Karena saya suka sekali foto itu terkait dengan adegan dalam filmnya. 
 
Sungguh luar biasa Pevita Pearce sebagai Hayati!

1 komentar: