Siang itu, beberapa waktu yang lalu, saya dan
kawan-kawan satu kantor berbincang tentang batu cincin yang akhir-akhir ini
menjadi salah satu topik pemberitaan dan bahan diskusi di warung-warung sampai
di televisi. Pameran batu cincin nusantara beberapa kali digelar bahkan sampai
ada majalah khusus tentang batu cincin. Luar biasa! Demam batu cincin di negeri
ini agaknya juga melanda daerah kami. Saat ini banyak bermunculan “tukang batu
cincin” di pinggir jalan. Ntah kapan pula mereka “berpengalaman” soal batu
cincin.
Waktu itu saya berkata bahwa saya mendapat informasi kalau di Desa Tangga Kecamatan Bandar Pulau tepatnya di daerah air terjun Ponot kita bisa menemukan satu atau dua jenis batu cincin. Keterangan saya itu dikuatkan oleh salah seorang kawan yang mengatakan bahwa dia mendengar sendiri kalau salah seorang penduduk Desa Tangga yang sedang menggosokkan batu yang dibawanya kepada pengrajin batu cincin mengatakan kalau batu tersebut berasal dari Desa Tangga tepatnya di sekitar air terjun Ponot. Batunya berwarna merah mirip dengan jenis batu cincin yang kalau tidak salah namanya adalah batu badar merah daging. Karena sudah ada dua pernyataan bahwa di sekitar air terjun Ponot terdapat batu cincin maka kami sepakat untuk “berburu” batu cincin tersebut.
Waktu itu saya berkata bahwa saya mendapat informasi kalau di Desa Tangga Kecamatan Bandar Pulau tepatnya di daerah air terjun Ponot kita bisa menemukan satu atau dua jenis batu cincin. Keterangan saya itu dikuatkan oleh salah seorang kawan yang mengatakan bahwa dia mendengar sendiri kalau salah seorang penduduk Desa Tangga yang sedang menggosokkan batu yang dibawanya kepada pengrajin batu cincin mengatakan kalau batu tersebut berasal dari Desa Tangga tepatnya di sekitar air terjun Ponot. Batunya berwarna merah mirip dengan jenis batu cincin yang kalau tidak salah namanya adalah batu badar merah daging. Karena sudah ada dua pernyataan bahwa di sekitar air terjun Ponot terdapat batu cincin maka kami sepakat untuk “berburu” batu cincin tersebut.
Batu badar merah daging, sumber : juraganbatuakik.blogspot.com
Sekadar informasi bahwa Kecamatan Bandar Pulau
adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Asahan yang berada di wilayah gugusan
Bukit Barisan sehingga banyak terdapat air terjun dimana salah satu yang
terkenal adalah air terjun Ponot.
Sumber
: Peta Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Asahan Tahun 2013 – 2033
Esoknya, setelah berdiskusi, kami memutuskan untuk
pergi esok hari tepatnya pada hari Rabu tanggal 25 Maret 2015. Kebetulan esok
hari adalah jadwal survei ke Desa Tangga sehingga kami bisa sekaligus berburu
batu cincin. Saya dan kawan-kawan kemudian browsing untuk mengetahui
tanda-tanda suatu tempat dimana kemungkinan terdapat batu cincin dan bagaimana
cara mengetahui kalau sebuah batu adalah batu cincin. Setelah merasa mendapat
“pengetahuan” yang cukup kami pun melanjutkan pekerjaan masing-masing hingga
jam kantor usai.
Esok hari, setelah surat tugas untuk melaksanakan
survei kami dapatkan, kami pun bersiap-siap untuk berangkat. Tim survei
sekaligus “Tim Pemburu Batu Cincin” adalah saya sendiri, Andi GF Siagian
(Andi), Ahmad Kamrizal Syahputra (Putra), Syafrizal Hasibuan (Rizal), Safri dan
Syahriza Batubara (Reza). Tepat pukul 10.00 WIB kami berangkat mengendarai
mobil salah seorang Tim Pemburu yaitu Putra. Perjalanan dari kantor yang
beralamat di kota Kabupaten Asahan yaitu Kisaran ke Desa Tangga diperkirakan
sekitar 3 jam. Ketika sampai di Desa Bandar Selamat Kecamatan Aek Songsongan
waktu menunjukkan pukul 12.15 WIB, kami pun membeli nasi bungkus untuk bekal di
jalan karena rencananya kami akan makan siang di pinggir sungai di sekitar Desa
Tangga. Di beberapa tempat kami berhenti karena kami melihat ada batuan yang
kami curigai adalah batu cincin. Kami turun dan mengambil batu-batu tersebut.
“Mantap”, kata salah seorang kawan. “Kalau belum sampai air terjun saja kita
sudah dapat beberapa buah apalagi nanti di air terjun”, sambungnya.
Untuk diketahui bahwa menuju Desa Tangga kita harus
melewati kabupaten tetangga yaitu Kabupaten Toba Samosir dahulu.
Kira-kira pukul 12.45 WIB kami berhenti di
pinggir jalan dengan pemandangan yang indah untuk makan siang. Sekitar 15 menit
kemudian kami pun berangkat kembali. Kami sampai di Desa Tangga sekitar pukul
13.20 WIB. Setelah sowan kepada Kepala Desa Tangga untuk memberitahukan maksud
kami yaitu survei kami melanjutkan perjalanan ke lokasi survei. Setelah selesai
melaksanakan survei kami pun melanjutkan perjalanan ke air terjun Ponot.
Luar
biasa! Itulah kalimat yang ada dalam hati kami ketika sampai di air terjun
Ponot. Bagi saya sendiri ini adalah kali keempat saya ke sana sedangkan bagi
kawan-kawan yang lain ini adalah yang pertama kali. Setelah berganti pakaian
dengan “pakaian dinas pemburu” kami memulai perburuan mencari batu cincin.
Berbekal palu, ember, senter serta semangat yang
menggelora kami mulai mendaki tangga buatan dari semen menuju air terjun Ponot.
Kawan-kawan mulai berpencar untuk mencari target tujuan. Di setiap aliran air
yang ada batu-batuannya kami berhenti dan memeriksa apakah ada jenis batu yang
kira-kira merupakan jenis batu cincin. Setelah 1,5 jam mengobrak-abrik areal
sekitar air terjun kami berkumpul kembali untuk pulang. Nampak wajah-wajah “tak
bahagia” dari kawan-kawan namun setiap orang terlihat membawa beberapa batuan
yang dicurigai adalah batu cincin. Batu-batu tersebut kemudian dikumpulkan dan
disatukan dengan batuan yang kami dapat sewaktu di perjalanan. Kami kemudian
pulang sekitar pukul 16.00 WIB.
Di tengah perjalanan, di wilyah Toba Samosir, kami
berhenti untuk minum teh. Ketika berbincang-bincang dengan pemilik warung dia
mengatakan bahwa memang banyak orang yang datang untuk mencari batu cincin.
“Tapi Pak”, katanya, “kalaulah di sini memang ada batu cincin pasti kami dan
penduduk daerah inilah yang duluan mencarinya untuk dijual”. Mendengar itu
wajah kawan-kawan yang semula “tak bahagia” berubah menjadi wajah “kecewa”,
termasuk saya. Setelah membayar minuman kami menuju mobil dengan semangat yang
hampir mencapai titik nadir. Dalam perjalanan kami bertekad kalau dalam waktu
dekat ini kami akan pergi lagi ke daerah lain yang benar-benar terdapat batu
cincin di daerah itu.
Ketika sampai kantor pukul 18.30 WIB kami
langsung mengambil ember yang berisi kumpulan “batu cincin” yang kami cari
tadi. Berbekal ilmu dari browsing kemarin kami mulai memeriksa “keaslian” batu-batu
tersebut. Hasilnya? Tak satupun batu yang kami bawa masuk dalam kategori batu
cincin. Hanya ada satu jenis batu yang berwarna putih susu yang “mungkin”
merupakan batu cincin karena sewaktu kami senter ternyata tembus cahaya dan
warna batu terlihat kekuningan. Wajah-wajah “kecewa” kembali berubah menjadi
wajah “sumringah” namun setelah tahu bahwa batu putih susu itu ternyata banyak
terdapat pada kumpulan batu kerikil untuk pekerjaan pengecoran bangunan wajah
“sumringah” berubah total menjadi wajah “nelongso”!
Perburuan
batu cincin yang kami lakukan ternyata gagal total!
Jenis-jenis batu yang kami kumpulkan dalam perburuan batu cincin
Baccarat - New Casino - Vegas Online
BalasHapusBaccarat is an exciting game from Playtech that you can play at any point งานออนไลน์ throughout the game, 바카라 사이트 so please don't let the computer 인카지노 fool you.